Padang Sudah Bersih?
Add caption |
Pantai Padang kini sudah bersih. Dulu dikotori oleh tenda biru, payung ceper, dan pengamen atau anak muda yang suka memalak pengunjung," begitu secuit tanggapan seorang pengunjung Pantai Padang."Bersih", itulah citra yang mulai digalakkan kembali oleh Kota Padang melalui komitmen pemimpin dan warganya. Digalakkan kembali karena sebelumnya, Padang punya catatan membanggakan tentang kebersihan. Padang pernah meraih Adipura berturut-turut sebelum gempa bumi 30 September 2009.
Kebersihan hilang, kesemrawutan datang
Kapan kesemrawutan itu bermula? ."Pasca-bencana 30 September 2009," begitu penunjuk waktu untuk jawaban saya, seolah kesemrawutan itu muncul akibat suatu bencana tiba-tiba. Pandangan itu dibenarkan pula oleh pejabat kota.
Catatan kebersihan Kota Padang memang tak berlanjut sejak bencana. Padang mulai dijangkiti kesemrawutan. Kawasan terjangkit itu tampak salah satunya di Pantai Padang dengan banyaknya bangunan semipermanen di tepi jalan sepanjang pantai. Bangunan-bangunan "milik PKL" menghalangi pandangan menuju laut sekaligus menduduki area pejalan kaki.
Selain PKL, bertebaran pula pondok-pondok tertutup payung. Masyarakat menyebutnya tenda ceper. Belum lagi masalah sampah, pungutan liar, dan sebagainya.
Pemberitaan tenda ceper sampai diangkat oleh media massa nasional pada April 2014. Sorotan publik akhirnya sampai pada pemimpin kota yang kebetulan memiliki wali kota baru.
Kembali menggalakkan kebersihan
Wali Kota Padang Mahyeldi menata dan menertibkan Pantai Padang sejak beberapa tahun belakang. Cafe-cafe yang sebelumnya berjejer di sepanjang pantai, dipindahkan ke tempat baru di Lapau Panjang.
Pantai Padang yang dahulunya semrawut dengan tenda "ceper" kali ini terlihat beraturan dengan dua objek populer Menara IORA dan Menara Perdamaian.
"Renovasi jalan dan pembenahan pasar dalam waktu singkat menjadi bukti lain konsistensinya pembangunan di Padang," tambahnya.