Jalan Panjang Itu Benama Bypass

Ditandai dengan peletakan batu pertama pada 29 Agustus 2014, pelebaran jalan sepanjang 27 km bernama Bypass itu segera rampung. Pengejaannya tinggal menyisakan 1,7 km lagi untuk diselesaikan dan ditargetkan tuntas demi menyambut arus mudik 2017.

Dengan aspal yang mulus, Bypass kini memiliki dua jalur masing-masing selebar tujuh meter. Dua jalur itu dipisahkan oleh median yang ditanami rumput hijau dan deretan lampu penerangan. Bersama dengan pelebaran jalan, ada sembilan jembatan baru yang dibangun dengan total panjang 558 meter.

Ketika hanya memiki satu jalur, kondisi Jalan Bypass dulunya sangat memprihatinkan. Selain permukaan jalan yang berlubang, lebar jalan yang sempit tidak lagi mamadai menampung arus lalu lintas pada saat jam sibuk.

Rampungnya pengerjaan Jalan Bypass diharapkan mampu mengurai kepadatan lalu lintas yang terjadi di pusat kota, terutama saat arus mudik.

Seperti diketahui, Bypass adalah akses yang menghubungkan Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Internasional Minangkabau. Keduanya merupakan pintu masuk utama Kota Padang. Terelaisasinya pembangunan jalur dua Bypass tentunya akan membawa efek pengganda bagi perkembangan ekonomi Kota Padang.

Dkutip Detik.com, proyek pelebaran jalan ini didanai oleh APBN yang biayanya berasal dari pinjaman Korea Selatan senilai Rp436 miliar. Adapun pengadaan lahannya dibiayai oleh Pemerintah Kota Padang dan Pemerintah Sumatera Barat.

Proyek jalur dua Bypass dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi pengerasan jalan sepanjang 5 km menuju Pelabuhan Teluk Bayur dengan konstruksi beton semen (rigid pavement). Sisanya, sepanjang 22 km membentang dengan konstruksi aspal beton (flexible pavement).

Bypass, Pembangunannya yang Tak Semulus Aspalnya

Harapan untuk mewujudkan jalur dua Bypass telah melewati silih berganti kepemimpinan di Kota Padang.

Pembukaan jalannya telah dirintis oleh Wali Kota Padang terdahulu mulai dari Hasan Basri Durin, Syahrul Ujud, hingga Zuiyen Rais.

Pada 2002, rencana menjadikan Jalan Bypass dua jalur diapungkan. Namun, recana itu baru dilirik setelah pusat pemerintahan Kota Padang resmi dipindahkan ke Aia Pacah pada 2012. Ketika rencana itu hendak diansur, ketidaksiapan lahan memaksa pelebaran Jalan Bypass baru dikerjakan 2014.

Masalahnya selalu sama: pembebasan lahan. Sejak kepemimpinan Fauzi Bahar, upaya konsolidasi telah dilakukan Pemerintah Kota Padang. Namun, ada sebagian masyarakat yang berkeras tidak bersedia bangunannya dibongkar. Lahan yang dibebaskan melalui konsolidasi masih menemui masalah di sejumlah titik.

Pada 2014, rencana itu dijemput kembali oleh Pemerintah Kota Padang di bawah kepemimpinan Mahyeldi Ansharullah. Namun, kali ini Pemko Padang tak sendiri. Pemerintah Sumatera Barat melalui Dinas Prasjaltarkim turun tangan bersama turunnya instruksi Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Dari ABPD Sumatera Barat, sekitar Rp100 miliar dialokasikan untuk membantu Kota Padang.

Kepastian dimulainya pengerjaan jalur dua Bypass ditandai dengan peletakan baru pertama oleh Gubernur Sumatera Barat dan sejumlah menteri pada 29 Agustus 2014. Proyek ini didanai oleh APBN yang bersumber dari pinjaman dari Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea.

Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyebut, terealisasinya pembangunan ini sebagai wujud keseriusan pemerintah untuk peningkatan infrastruktur jalan.

***

Tersednat-sendat. Uapaya itu sempat tak berjalan mulus. karena diwarnai perlawanan dari warga. Mulai dari adu mulut hingga aksi bakar ban oleh mereka yang menolak. Akibatnya, jalur lalu lintas menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dan Jalan Pelabuhan Teluk Bayur macet hingga pukul 14.00 WIB.

Mengandalkan investor sebagai penyumbang dana, Pemko Padang terus mengebut pengerjaaan proyek ini. Tercatat Pemerintah Kota Padang sejumlah bangunan liar dibongkar, meskipun mendapat perlawanan warga.

"Kalau ini tak selesai, Kota Padang pastinya tidak akan mampu dengan keuangan daerah melanjutkan pembangunan ini," tukuk Vidal.

Tidak hanya itu, kontraktor juga disorot. Pembangunannya ditangani lewat kerja sama operasi kontraktor Kyeryong Construction Industrial Co LTd dengan PT Yala Persada Angkasa.

Namun, tak sedikit pula masyarakat yang mendukung. Disebutkan Mahyeldi, selama ini warga Kota Padang sebenarnya sangat mendukung pembangunan yang dikerjakan oleh pemerintah. Buktinya, tidak ada hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Padang

http://harianhaluan.com/mobile/detailberita/41306/warga-diminta-dukung-pembangunan
Diberdayakan oleh Blogger.